Mischief. Mayhem. Soap
Dari judulnya, orang akan menalar bahwa ini adalah sebuah
film aksi tentang sebuah klub bertarung, memperebutkan kemenangan, sang jagoan
memiliki musuh bebuyutan, dan semacamnya. Namun saya dengan bangga menyatakan
tidak seperti itu. Unsur aksi dalam film ini memang cukup banyak, namun tidak
dapat dikatakan sepenuhnya ini adalah film fight
seperti pada umumnya.
Bercerita tentang seorang lelaki yang mengidap insomnia dan
tidak menemukan arti dari hidupnya. Intinya, ia tidak merasa bahagia dalam
hidupnya. Suatu hari ia mencoba mengikuti sebuah perkumpulan tempat orang-orang
yang memiliki kanker testis berbagi cerita. Di tempat itu ia menemukan sebuah
kedamaian dan kebebasan. Ia menjadi ketagihan dan mengikuti perkumpulan-perkumpulan
lain. Tidak peduli perkumpulan tentang penyakit apapun itu, ia akan
mengikutinya selama itu dapat membuatnya lepas dari kepenatan.
Namun, semua berubah saat seorang wanita bernama Marla
datang ke salah satu perkumpulan rutinnya. Marla, secara kebetulan, memiliki
klub perkumpulan yang sama dengan si lelaki. Lelaki ini tahu bahwa Marla
sebenarnya sama seperti dirinya, tidak memiliki penyakit apapun. Karena itulah,
ia tidak bisa bebas lagi. Lelaki itu lalu membuat kesepakatan dengan Marla supaya
mereka membagi klub mereka. Marla lalu setuju.
Waktu berlalu dan lelaki ini mulai mencari jalan lain. Ia
sering bepergian untuk menghilangkan rasa penatnya. Dalam salah satu
perjalanannya, ia bertemu dengan seorang lelaki bernama Tyler Durden yang
mengaku sebagai seorang pengusaha sabun. Saat lelaki tersebut kembali ke rumah,
ia menemukan bahwa apartemennya telah hancur karena ledakan kecelakaan. Ia pun
menelepon Tyler untuk menumpang di rumah Tyler.
Duo dalam Fight Club
Dan, dari sinilah semua
petualangannya dimulai.
Well, dari cerita singkat di atas, tidak ada yang berkaitan
dengan Klub Bertarung, kan? Justru ringkasan awal cerita yang saya Berikan di
atas lebih mirip cerita drama motivasi kehidupan dibandingkan sebuah film aksi.
Namun, yang perlu saya tekankan di sini, Fight Club bukanlah film aksi biasa. Tapi, baiklah, akan saya beri sedikit bocoran mengenai apa yang terjadi setelahnya.
Cerita ini sendiri bermula justru saat si tokoh utama bertemu dengan Tyler. Mereka berdua berteman akrab dan sering berkelahi untuk melepas rasa penat. Perkelahian mereka berdua dilihat oleh beberapa orang yang akhirnya ikut-ikutan berkelahi. Hobi itu pun lama-lama menjamur dan akhirnya membuat sesuatu yang lebih besar dari apa yang bisa dibayangkan sebelumnya.
Nah, Fight Club merupakan film aksi yang menggabungkan unsur aksi
dan drama dengan porsi yang seimbang. Menurut saya gaya penceritaan dan tipe
cerita ini dapat termasuk cerdas mengingat segala hal dalam film ini dapat
dibilang berantakan. Plot di awal entah bagaimana tidak nyambung dengan plot
selanjutnya. Namun di situlah uniknya. Plot-plot yang berantakan ini lantas
disatukan untuk membuat sebuah ending yang
menjadi konklusi.
Hal paling unik dari film ini adalah: saya bahkan tidak tahu
nama tokoh utamanya. Serius. Ketika film berakhir dan credit title muncul, saya
baru menyadari bahwa si tokoh utama tidak punya nama dalam film! Itu merupakan
salah satu aspek yang membuat film ini asik ditonton.
Kekurangan dalam film Fight Club ini, menurut saya, berada
pada akhir film. Entah bagaimana ending
film ini kurang dapat memuaskan dan membuat saya berkata, “What the…” (meskipun mungkin bagi beberapa orang jenis ending seperti ini sangat bagus).
Selain
itu, bagi saya yang mengganjal di sini adalah tokoh Marla. Entah mengapa, meski
dari awal disebut ia adalah tokoh penting, saya tidak terlalu memiliki
kepentingan dengan Marla. Tokoh Marla dalam film ini seakan seperti dipaksakan
kehadirannya.
Selain itu, ada beberapa detail film ini yang tidak dibahas
padahal akan lebih bagus lagi jika dibahas. Well, mungkin itu hak sang penulis
naskah untuk mengasumsikan bahwa penonton dapat menyimpulkannya sendiri.
Meskipun demikian, saya salut dengan ide cerita dari film
ini yang berhasil membuat penonton berpikir keras saat menonton. Berpikir keras
yang saya maksud adalah bagaimana penonton dapat memecah konsentrasinya dengan
plot yang acak namun teratur (kalau ada yang mengerti maksud saya…)
Kesimpulannya, Fight Club adalah film aksi drama yang bagus
dalam segi penceritaan dan penokohan, namun agak kurang dalam penjelasan
beberapa detail film yang seharusnya diceritakan. Film ini cocok ditonton jika
Anda suka menonton film-film berat, terutama yang membuat kening berkerut.
You have to fight!
0 komentar:
Posting Komentar